Selasa, 06 Desember 2016

Etnografi dan Kebudayaan


ETNOGRAFI
Etnografi merupakan pekerjaan mendeskripsikan suatu kebudayaan. Tujuan utama etnografi adalah “memahami sudut pandang penduduk asli, hubungannya dengan kehidupan, untuk mendapatkan pandangannya mengenai dunianya”. Oleh karena itu, penelitian etnografi melibatkan aktivitas belajar melihat, mendengar, berbicara, berpikir, dan bertindak dengan cara yang berbeda. Jadi etnografi tidak hanya mempelajari masyarakat, tetapi lebih dari itu, etnografi belajar dari masyarakat.
Esensi dari etnografi. Untuk menemukan prinsip-prinsip tersembunyi dari pandangan hidup yang lain, peneliti harus menjadi murid.
Inti dari etnografi adalah upaya untuk memperhatikan makna-makna tindakan dari kejadian yang menimpa orang yang ingin kita pahami. Beberapa makna tersebut terekspresikan secara langsung dalam bahasa; dan di antara makna yang diterima, banyak yang di sampaikan hanya secara tidak langsung melalui kata-kata dan perbuatan. Sekalipun demikian, di dalam masyarakat, orang tetap menggunakan system makna yang kompleks ini untuk mengatur tingkah laku mereka, untuk memahami diri mereka sendiri dan orang lain, serta untuk memahami dunia tempat mereka hidup. Sistem makna ini merupakan kebudayaan mereka: dan etnografi selalu mengimplikasikan teori kebudayaan.

KEBUDAYAAN
Kebudayaan didefinisikan dengan berbagai cara. Kita akan memulainya dengan suatu definisi tipikal yang diusulkan oleh Marvin Harris, bahwa “konsep kebudayaan ditampakkan dalam berbagai pola tingkah laku yang dikaitkan dengan kelompok-kelompok masyarakat tertentu, seperti ‘adat’ (custom), atau ‘cara hidup’ masyarakat”.
Definisi ini, walaupun untuk beberapa tujuan sangat membantu, mengaburkan perbedaan penting antara sudut pandang orang luar dengan sudut pandang orang dalam. Baik pola tingkah laku, adat, maupun pandangan hidup masyarakat, semuanya dapat didefinisikan, diinterpretasikan, dan dideskripsikan dari berbagai perspektif. Karena tujuan kita dalam etnografi adalah “untuk memahami sudut pandang penduduk asli”, maka kita perlu mendefinisikan konsep kebudayaan dengan cara yang merefleksikan tujuan ini.
Konsep kebudayaan ini (sebagai suatu system symbol yang mempunyai makna) banyak memiliki persamaan dengan pandangan interaksionalisme simbolik, suatu teori yang berusaha menjelaskan tingkah laku manusia dalam kaitannya dengan makna. Interaksionisme simbolik berakar dari karya-karya ahli sosiologi seperti Cooley, Mead, dan Thomas. Herbert Blumer, misalnya mengidentifikasikan tiga premis sebagai landasan teori ini.

·         Premis pertama, “manusia melakukan berbagai hal atas dasar makna yang diberikan oleh berbagai hal itu kepada mereka. Contohnya: para anggota polisi dan kerumunan orang berinteraksi atas dasar makna yang terkandung dalam berbagai hal bagi mereka.
Lokasi geografis, tipe orang, mobil polisi, gerakan polisi, tingkah laku wanita yang sedang sakit, dan berbagai aktivitas para penonton, semua merupakan simbol yang mempunyai makna khusus. Orang tidak bertindak terhadap berbagai hal ini, tetapi terhadap makna yang dikandungnya.
·         Premis kedua yang mendasari interaksionisme simbolik adalah, bahwa “makna berbagai hal itu berasal dari, atau muncul dari interaksi sosial seseorang dengan orang lain”. Contohnya: kebudayaan sebagai suatu sistem makna yang dimiliki bersama, dipelajari, diperbaiki, dipertahankan, dan didefinisikan dalam konteks orang yang berinteraksi. Kerumunan orang, melalui interaksi satu sama lain dan melalui hubungan dengan polisi pada waktu yang lalu, kemudian memiliki definisi yang sama mengenai tingkah laku polisi.
·         Premis ketiga dari interaksionisme simbolik adalah, bahwa “makna ditangani atau dimodifikasi melalui suatu proses penafsiran yang digunakan orang dalam kaitannya dengan berbagai hal yang dihadapi orang tersebut. Baik kerumunan orang maupun para anggota polisi bukanlah robot yang dikendalikan oleh kebudayaan mereka untuk bertindak sebagaimana yang mereka lakukan.
    


Sumber: James P. Spradley. Metode Etnografi (2015). Yogya: Tiara Wacana
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar