Senin, 05 Desember 2016

Model Pembelajaran Transformatif PAI


Tujuan Pembelajaran PAI
Tujuan institusional Pendidikan Agama Islam adalah mendidik insan rabbani. Manusia yang tekun dan mempelajari dan mengajarkan Al-Qur'an. Konsisten untuk mengamalkan, mendakwahkan, dan memperjuangkan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur'an dalam kehidupan nyata. Insan rabbani manusia pembelajar, pencipta, dan pengembang ilmu pengetahuan dalam rangka beribadah kepada Allah dan melayani umat.

Al-Qur'an Sebagai Sumber Belajar PAI 
Al-Qur'an adalah mukjizat terbesar nabi Muhammad Saw. Al-Qur'an disebut juga Al-Kitab. Al-Qur'an sebagai kalam Allah, mengandung mukjizat dan diturunkan kepada Rasulullah Muhammad Saw, dalam bahasa Arab yang dinukilkan kepada generasi sesudahnya secara mutawatir, membacanya merupakan ibadah, terdapat dalam mushaf, dimulai dari surat al-Fatihah dan ditutup dengan surat al-Nas.

PAI Sebagai Medan Jihad Intelektual 
Jihad intelektual lebih intensif terutama pada saat Islam bersentuhan dengan peradaban Romawi, Persia, dan Yunani. Para ilmuan pada zaman itu sangat bergairah menerima dan mempelajari pemikiran, hikmah atau ilmu dari peradaban "luar Islam" secara kritis. Mereka aktif mempelajari, menerjemah, menyadur, dan memberi komentar terhadap karya-karya filosof Yunani (dalam bidang logika atau mantiq), India (dalam bidang matematika dan kedokteran), Cina (dalam strategi perang) dan lain-lain. Para ilmuan muslim berusaha mengintegrasikan ilmu dalam pangkuan agama.
Dalam menjalankan peran jihad intelektual para pelajar memerlukan senjata dan keahlian. Di medan jihad intelektual, seorang Mujtahid memerlukan perlengkapan antara lain:

  1. Ilmu-ilmu pengantar atau ilmu-ilmu alat, antara lain ilmu tulis menulis dan berbagai cabang ilmu kebahasaan dan sastra Arab. 
  2. Ilmu-ilmu Qur'an termasuk, di dalamnya ilmu tafsir (interpretasi) Al-Qur'an, yakni pengetahuan tentang: nasikh mansukh, asbab an nuzul, ta'wil, dan seterusnya. 
  3. Ilmu-ilmu tentang Hadis Nabawiyah (tradisi nabi) seperti ilmu penukilan (periwayatan) hadis. 
  4. Pengetahuan tentang ijma' (konsensus) dan asar as-sahabah (tradisi para sahabat)
  5. Logika dan ilmu tentang pokok-pokok yurisprudensi (usul al-fiqh),
  6. Filsafat. Pengajaran filsafat ini hanya sah jika berakar dalam-dalam pada tradisi wahyu dan tidak diceraikan darinya.
Teknik Pembelajaran Transformatif
Misi pendidikan Islam adalah membina mahasiswa muslim taat melaksanakan syariat, disiplin dalam beribadah dan berperilaku akhlak mulia, serta bersih dari pemikiran dan gaya hidup thoghut. Misi ini dapat dicapai dengan melaksanakan rangkaian aktivitas pendidikan secara menyeluruh, mulai tilawah, ta'lim, dan tazkiyah.

  • Pijakan Iman: Tilawah
    Aktivitas tilawah adalah membacakan ayat-ayat Allah secara tartil. Membaca lafal ayat-ayat Allah sesuai kaidah tajwid dengan tujuan memberikan kabar gembira (tabsyir) dan peringatan (tanzir), serta mengingatkan mereka yang lupa (tadzkir/tanbih lil ghafilin). 
  • Pijakan Ilmu: Ta'lim
    Aktivitas ta'lim adalah proses menjelaskan esensi kandungan al-Qur'an dan sunnah nabawi tentang tema atau topik yang dibahas. Proses ta'lim dilakukan melalui mudzakaroh, di mana mahasiswa berbagi informasi dan pengetahuan, baik lisan maupun tulisan (dalam bentuk artikel atau makalah) secara terbuka, jujur, dan dengan rendah hati menerima perbedaan. 
  • Pijakan Amal: Tazkiyah
    Proses tazkiyah, yakni proses internalisasi nilai ke dalam jiwa para pembelajar. Mereka dapat bertindak sesuai pengetahuan mereka.


Sumber : Fadlullah. Pembelajaran Transformatif PAI (2015). Jakarta: Hartomo Media Pustaka


Tidak ada komentar:

Posting Komentar