Seperti
apa identitas manusia dibentuk dari pendidikan diindonesia?
Sejak
kecil hingga sekarang kita tidak lepas dari yang namanya pendidikan, mulai dari
pendidikan yang diajarkan di dalam keluarga seperti kita di suruh oleh orang
tua untuk membereskan tempat tidur setelah bangun tidur, beres-beres rumah,
disuruh beli barang-barang oleh orang tua, suruh mengaji, suruh sholat dll.
Semua itu juga telah dinamakan pendidikan, adapun pendidikan disekolah yaitu
kita melaksanakan pembelajaran seperti membaca, menulis, berdiskusi tentang
materi dan tanya jawab. Dari pendidikan tersebut kita dapat membangun moral dan
karakter, moral yaitu kebiasaan/adat.
Belajar
merupakan suatu proses psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif subyek
dengan lingkungan dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, keterampilan, nilai sikap yang bersifat konstan dan menetap yang
dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru misalnya dari tidak tau
menjadi tau, timbulnya pengertian-pengertian baru, perubahan dalam sikap dan
perkembangan, sifat-sifat sosial, emosional dan pertumbuhan.
Pendidikan
umum adalah untuk membentuk peserta didik menjadi manusia seutuhnya, yaitu
manusia yang bermoral tinggi, bersikap dan berprilaku baik, serta memiliki
kemampuan dan keterampilan yang tinggi. Pada proses pendidikan umum moral itu
wajib tercermin pada suasana pembelajaran interaksi edukatif pengembangan
materi pembelajaran, penerapan metode dan strategi sampai dengan evaluasi yang
diterapkan. Moral itu menjadi jiwa,suasana, interaksi edukatif dan tujuannya. Pendidikan umum berupaya
secara bermakna dan berkesinambungan menghasilkan sumber daya manusia yang
bermoral bagi semua konteks kehidupan dalam suasana dan kondisi apapun.
Pendidikan
karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter yang meliputi
komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan
nilai-nilai tersebut. Dalam pendidikan karakter disekolah, semua komponen harus
dilibatkan, termasukkomponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi
kurikulum, proses pembelajaran atau penilaian dan penanganan atau pengelolaan
mata pelajaran.
Proses
pendidikan sejatinya ialah proses menemukan identitas diri, dengan siswa
mengenal siapa dirinya serta seluruh ragam potensi yang ia miliki. Dalam proses
ini pula identitas diri sebagai bagian dari sebuah keluarga, sebuah komunitas,
dan akhirnya sebuah bangsa menjadi semakin jelas. Idealnya, proses ini juga
akan mendukung kesadaran akan hak dan tanggung jawab siswa terhadap dirinya,
keluarga, masyarakat dan negara. Idealnya pula dalam pembentukan identitas
tersebut ragam latar belakang dan implikasinya tidak menemui konflik dan
mendorong terbentuknya warga negara yang mendukung pengembangan budaya serta
memberikan sumbangsih yang positif melalui penanaman nilai-nilai luhur.
Namun,
sejatinya identitas dan nilai-nilai luhur sebuah bangsa disemai sejak dini
dalam proses pendidikan baik dalam keluaraga, masyarakat, maupun secara formal
dalam pendidikan di sekolah, tetap menjadi bagian dari usaha luhur memperbaiki
hal itu. Masalahnya rumusan akan identitas dan nilai-nilai keindonesiaan
tersebut belum berhasil dituangkan dalam bentuk operasional yang memberi ruang
dialog dan kontemplasi bagi guru dan siswa dalam membentuk identitas mereka.
Selain
itu, banyak sekolah belum menjadi tempat yang aman dan ramah bagi siswa untuk
membentuk identitas dirinya dan cenderung membatasi siswa. Juga masih banyak
guru belum memberikan ruang bagi siswa membentuk identitasnya sendiri berbasis
kepada instropeksi dan uji coba dalam mengambil keputusan dan mengambil
tanggung jawab akan keputusannya. Inilah yang menyebabkan identitas siswa tidak
pernah tumbuh dengan tuntas sehingga kesadaran akan diri yang menjadi bagian
dari keluarga, komunitas, dan bangsa menjadi kabur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar