Senin, 05 Desember 2016

Karakteristik Pendidikan di Indonesia


Seperti apa identitas manusia dibentuk dari pendidikan diindonesia?

Sejak kecil hingga sekarang kita tidak lepas dari yang namanya pendidikan, mulai dari pendidikan yang diajarkan di dalam keluarga seperti kita di suruh oleh orang tua untuk membereskan tempat tidur setelah bangun tidur, beres-beres rumah, disuruh beli barang-barang oleh orang tua, suruh mengaji, suruh sholat dll. Semua itu juga telah dinamakan pendidikan, adapun pendidikan disekolah yaitu kita melaksanakan pembelajaran seperti membaca, menulis, berdiskusi tentang materi dan tanya jawab. Dari pendidikan tersebut kita dapat membangun moral dan karakter, moral yaitu kebiasaan/adat.
Belajar merupakan suatu proses psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif subyek dengan lingkungan dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai sikap yang bersifat konstan dan menetap yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru misalnya dari tidak tau menjadi tau, timbulnya pengertian-pengertian baru, perubahan dalam sikap dan perkembangan, sifat-sifat sosial, emosional dan pertumbuhan.
Pendidikan umum adalah untuk membentuk peserta didik menjadi manusia seutuhnya, yaitu manusia yang bermoral tinggi, bersikap dan berprilaku baik, serta memiliki kemampuan dan keterampilan yang tinggi. Pada proses pendidikan umum moral itu wajib tercermin pada suasana pembelajaran interaksi edukatif pengembangan materi pembelajaran, penerapan metode dan strategi sampai dengan evaluasi yang diterapkan. Moral itu menjadi jiwa,suasana, interaksi edukatif  dan tujuannya. Pendidikan umum berupaya secara bermakna dan berkesinambungan menghasilkan sumber daya manusia yang bermoral bagi semua konteks kehidupan dalam suasana dan kondisi apapun.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Dalam pendidikan karakter disekolah, semua komponen harus dilibatkan, termasukkomponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran atau penilaian dan penanganan atau pengelolaan mata pelajaran.
Proses pendidikan sejatinya ialah proses menemukan identitas diri, dengan siswa mengenal siapa dirinya serta seluruh ragam potensi yang ia miliki. Dalam proses ini pula identitas diri sebagai bagian dari sebuah keluarga, sebuah komunitas, dan akhirnya sebuah bangsa menjadi semakin jelas. Idealnya, proses ini juga akan mendukung kesadaran akan hak dan tanggung jawab siswa terhadap dirinya, keluarga, masyarakat dan negara. Idealnya pula dalam pembentukan identitas tersebut ragam latar belakang dan implikasinya tidak menemui konflik dan mendorong terbentuknya warga negara yang mendukung pengembangan budaya serta memberikan sumbangsih yang positif melalui penanaman nilai-nilai luhur.
Namun, sejatinya identitas dan nilai-nilai luhur sebuah bangsa disemai sejak dini dalam proses pendidikan baik dalam keluaraga, masyarakat, maupun secara formal dalam pendidikan di sekolah, tetap menjadi bagian dari usaha luhur memperbaiki hal itu. Masalahnya rumusan akan identitas dan nilai-nilai keindonesiaan tersebut belum berhasil dituangkan dalam bentuk operasional yang memberi ruang dialog dan kontemplasi bagi guru dan siswa dalam membentuk identitas mereka.
Selain itu, banyak sekolah belum menjadi tempat yang aman dan ramah bagi siswa untuk membentuk identitas dirinya dan cenderung membatasi siswa. Juga masih banyak guru belum memberikan ruang bagi siswa membentuk identitasnya sendiri berbasis kepada instropeksi dan uji coba dalam mengambil keputusan dan mengambil tanggung jawab akan keputusannya. Inilah yang menyebabkan identitas siswa tidak pernah tumbuh dengan tuntas sehingga kesadaran akan diri yang menjadi bagian dari keluarga, komunitas, dan bangsa menjadi kabur.    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar