Minggu, 25 Desember 2016

Potret Pembelajaran di Sekolah Dasar


Ada berbagai macam potret pembelajaran yang ada di sekolah dasar, entah itu terpenuhi segala apa yang di butuhkan oleh kegiatan pembelajaran ataukah jauh dari kesempurnaan yang berakibat pada tingkat keberhasilan belajar. Berikut adalah potret dari pembelajaran di sekolah dasar yang perlu di kritisi oleh pelaku pendidikan.

A. Sarana –Prasarana dan Keterjangkauan Wilayah

Seperti yang telah kita ketahui bersama, selain terbatasnya tenaga guru, kemdala proses belajar-mengajar yang selama ini ditemukan adalah kurang memadainya sarana dan prasarana penunjang yang ada. Bagi yang kebetulan mengajar di daerah yang secara geografis terpencil, mungkin saat ini Anda merasakan bahwa apa yang disampaikan merupakan kenyataan yang setiap hari Anda temukan. Bagi yang mengajar di tempat yang telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang, berikut adalah contoh yang layak untuk direnungkan bagaimana proses pembelajaran yang semestinya dilakukan.

B. Ketidakmerataan Jumlah Guru

Salah satu persoalan dari seorang guru di tanah air, selain kesejahteraan adalah ketidakmerataan jumlah mereka. Perbandingan anatara guru yang mengajar di daerah terpencil dengan guru yang mengajar di kota sangat jauh. Jadi dari segi kualitas, jumlah guru sebetulnya belum memadai, tetapi tidak demikian dengan pemerataan dan kualitasnya.
Dengan adanya potret seperti contoh-contoh diatas diharapkan dari semua pihak untuk merenungkan kembali arti penting dari sebuah pendidikan, khususnya untuk generasi muda yang nantinya menjadi tunas bangsa yang tangguh.

Sebagai contoh di kawasan selatan kota Jakarta, tepatnya daerah Parung, terdapat suatu Kompleks sekolah modern, mulai dari SD-SMA yang dilengkapi dengan saran dan prasarana yang sangat memadai.

Untuk tingkat SD, selain jumlah siswa dibatasi maksimal 25 siswa. Untuk mendukung lancarnya proses belajara-mengajar, setiap siswa memperoleh fasilitas antar jemput dari rumah ke rumah dengan mobil yang kondisinya layak jalan tentu saja dilengkapi AC. Selain itu, untuk mendukung kegiatan berkesenian atau kegiatan besar lainnya, sekolah juga memiliki ruang sidang besar.

Dengan situasi yang demikian siswa merasa nyaman dan proses belajar-mengajar bisa berlangsung secara kondusif.



Sumber : Wardani, dkk. 2009. “Perspektif Pendidikan SD”. Jakarta: Pusat Penerbitan UT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar