Ada berbagai macam potret
pembelajaran yang ada di sekolah dasar, entah itu terpenuhi segala apa yang di
butuhkan oleh kegiatan pembelajaran ataukah jauh dari kesempurnaan yang
berakibat pada tingkat keberhasilan belajar. Berikut adalah potret dari pembelajaran
di sekolah dasar yang perlu di kritisi oleh pelaku pendidikan.
A. Sarana –Prasarana dan Keterjangkauan Wilayah
Seperti yang telah kita ketahui
bersama, selain terbatasnya tenaga guru, kemdala proses belajar-mengajar yang
selama ini ditemukan adalah kurang memadainya sarana dan prasarana penunjang
yang ada. Bagi yang kebetulan mengajar di daerah yang secara geografis
terpencil, mungkin saat ini Anda merasakan bahwa apa yang disampaikan merupakan
kenyataan yang setiap hari Anda temukan. Bagi yang mengajar di tempat yang
telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang, berikut adalah contoh
yang layak untuk direnungkan bagaimana proses pembelajaran yang semestinya
dilakukan.
B. Ketidakmerataan Jumlah Guru
Salah
satu persoalan dari seorang guru di tanah air, selain kesejahteraan adalah
ketidakmerataan jumlah mereka. Perbandingan anatara guru yang mengajar di daerah
terpencil dengan guru yang mengajar di kota sangat jauh. Jadi dari segi
kualitas, jumlah guru sebetulnya belum memadai, tetapi tidak demikian dengan
pemerataan dan kualitasnya.
Dengan adanya potret seperti contoh-contoh diatas diharapkan dari semua pihak untuk merenungkan kembali arti penting dari sebuah pendidikan, khususnya untuk generasi muda yang nantinya menjadi tunas bangsa yang tangguh.
Dengan adanya potret seperti contoh-contoh diatas diharapkan dari semua pihak untuk merenungkan kembali arti penting dari sebuah pendidikan, khususnya untuk generasi muda yang nantinya menjadi tunas bangsa yang tangguh.
Sebagai contoh di kawasan selatan kota Jakarta,
tepatnya daerah Parung, terdapat suatu Kompleks sekolah modern, mulai dari
SD-SMA yang dilengkapi dengan saran dan prasarana yang sangat memadai.
Untuk
tingkat SD, selain jumlah siswa dibatasi maksimal 25 siswa. Untuk mendukung
lancarnya proses belajara-mengajar, setiap siswa memperoleh fasilitas antar
jemput dari rumah ke rumah dengan mobil yang kondisinya layak jalan tentu saja
dilengkapi AC. Selain itu, untuk mendukung kegiatan berkesenian atau kegiatan
besar lainnya, sekolah juga memiliki ruang sidang besar.
Dengan
situasi yang demikian siswa merasa nyaman dan proses belajar-mengajar bisa berlangsung
secara kondusif.
Sumber
: Wardani, dkk. 2009. “Perspektif
Pendidikan SD”. Jakarta: Pusat Penerbitan UT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar