Rabu, 21 Desember 2016

Pengertian Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi


Ontologi berarti limu hakikat yang menyelidiki alam nyata dan bagimana keadaan yang sebenarnya, apakah hakikat dibalik alam nyata ini. Ontologi menyelidiki hakikat dari segala sesuatu dari alam nyata yang sangat terbatas bagi panca indra kita. Bagaimna realita yang ada ini, apakah materi saja, apakah wujud sesuatu ini bersifat tetap, kekal tanpa perubahan, apakah realita berbentuk satu unsur (monoisme), dua unsur (dualisme), ataukah terdiri dari unsur yang banyak (pluralisme).
                Epistemologi adalah pengetahuan yang berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti apakah pengetahuan, cara manusia memperoleh dan menangkap pengetahuan dan jenis-jenis pengetahuan. Menurut Epistemologi, setiap pengetshusn manusia merupakan hasil dari pemeriksaan dan penyelidikan bendahingga akhirnya diketahui manusia (salam, 1988 : 19). Epistemologi membahas sumber, proses, syarat, batas fasilitas dan hakikat pengetahuan yang memberikan kepercayaan dan jaminan bagi guru bahwa ia memberikan kebenaran kepada murid-muridnya. (Muhammad Noor Syam, 1986 : 32)
                Sedangkan Akaiologi menyangkut nilai-nilai yang berupa pertanyan apakah yang baik atau yang bagus itu. Dalam definis lain, Aksiologi merupakan suatu pendidikan yang menguji dan mengintegrasikan semua nilai tersebut dalam kehidupan manusia. Untuk selanjutnya, nilai-nilai tersebut ditanamkan dalam kepribadian anak. (Muhammad Noor Syam, 1986 :95)

B.      TEORI KEBENARAN MENURUT PANDANGAN FILSAFAT DALAM BIDANG ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, DAN AKSIOLOGI

1.       Ontologi
Ontologi sering diidentikan dengan metafisika, yang juga disebut sebagai proto-filsafat atau filsafat yang pertama, atau filsafat ketuhanan yang bahasanya adalah hakikat sesuatu, keesaan, persekutuan, sebab dan akibat, realita, prima atau Tuhan dengan segala sifatnya, malaikat, relasi atau segala sesuatu yang ada dibumi dengan tenaga-tenaga yang dilangit, wahyu, akhirat, dosa, neraka, pahala dan surga.
Persoalan tentang ontologi ini menjadi pembahasan utama dibidang filsafat, baik filsafat kuno maupun modern. Ontologi ini adalah cabang filsafat yang membahas realitas. Realitas adalah kenyataan yang selanjutnya menjurus pada sesuatu kebenaran. Bedanya, realitas dalam ontologi ini melahirkan pertanyaan-pertanyaan: Apakah sesungguhnya hakikat realitas yang ada ini? Apakah realitas yang tampak ini sesuatu realita materi saja? Adakah sesuatu dibalik realita itu? Apakah realita ini terdiri dari satu unsur (monoisme), dua unsur (dualisme), atau serba banyak (pluralisme).
Plato mengatakan jika berada didalam gua, dunia yang kita lihat dan kita hayati dengan kelima pancaindra kita tampaknya cukup nyata. Binatang, tumbuhan, batu, air, bulan, bintang dan semua yang ada adalah semata-mata dunia bayangan atau dunia tiruan dari dunia nyata, yang sejati adalah dunia ide murni, yang dibalik dunia sekarang, yang kita hayati, dengar, lihat, raba, dan rasakan.
Didalam pendidikan, pandangan ontologi secara praktis akan menjadi masalah yang utama. Sebab, anak bergaul dengan lingkungannya dan mempunyai dorongan yang kkuat untuk mengerti sesuatu. Membimbing anak untuk memahami realita dunia dan membina kesadaran tentang kebenaran yang berpangkal atas realita ini merupakan tahap pertama sebagai stimulus untuk menyelami kebenaran itu. Dengan sendirinya, potensi  berpikir kritis anak-anak untuk mengerti kebenaran itu  telah dibina. Disini, kewajiban pendidik atau guru ialah membina daya pikir yang tinggi dan kritis.
2.       Epistemologi
Istilah epistemologi pertama kali dipakai oleh L.F Ferier pada abad ke-19 di Institut Of Metaphisics (1854). Dalam Encyclopedia of philoshopy, epistemologi didefinisikan sebagai cabang filsafat yang bersangkutan dengan sifat dasar dari ruang lingkup pengetahuan praanggapan dan dasar-dasarnya serta realitas umum dari tuntutan pengetahuan sebenarnya. Epistemologi ini adalah nama lain dari logika materiil atau logika mayor yang membahas dari sisi pikiran manusia, yakni pengetahuan (Dardini, 1986 : 18). Sementara itu, Brameld mendefinisikan epidtemologi dengan “ it is epistemology that gives the teacher the assurance that he is conveying the truth to his student”. Maksudnya, episremologi memberikan kepercayaan dan jaminan bagi guru bahwa ia memberikan kebenaran kepada murid-muridnya. Epistimologi adalah studi tentang pengetahuan, bagaimana kita mengetahui benda-benda.
3.       Aksiologi
Menurut Brameld, ada tiga bagian yang membedakan didalam aksiologi. Pertama, moral conduct, tindakan moral. Bidang ini melahirkan disiplin khusus yaitu etika. Kedua, esthetic expression, ekspresi keindahan yang melahirkan estetika. Ketiga, socio-political life, kehidupan sosio- politik. Bidang ini melahirkan ilmu filsafat sisio- politik (Muhammad Noor Syam, 1986 : 34-36).
Nilai dan implikasi aksiologi didalam pendidikan ialah pendidikan menguji dan mengintegrasikan semua nilai tersebut didalam keidupan manusia dan membinanya didalam kepribadian anak. Karena untuk mengatakan sesuatu bernilai baik itu bukanlah hal yang mudah.  Apalagi menilai secara mendalam dalam arti untuk membina kepribadian ideal.


Sumber : Jalaludin dan idi Abdullah. 2012. FILSAFAT PENDIDIKAN Manusia, Filsafat, dan Pendidikan. Jakarta : Rajagrafindo Persada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar